Senin, 01 Juni 2009

Tugas Penulisan Berita UAS

Lewati Malam Bersama Kaleng “Spray”

Fenomena kehidupan malam yang ada di Kota Yogyakarta sangatlah bermacam-macam. Komunitas Graffiti misalnya.

Mungkin banyak orang beranggapan bahwa Graffiti adalah perbuatan tercela, tidak bermanfaat dan hanya membuat kotor pemandangan kota saja. Tetapi anggapan masyarakat tersebut tidak dibenarkan oleh para “Bomber” (sebutan orang yang membuat graffiti dijalanan). Mereka beranggapan bahwa Graffiti adalah cara mereka meluapkan emosi dan apresiasi dengan media sebuah Tembok ataupun Gerbogn kereta. Graffiti ada bermacam-macam, ada yang berbentuk Wild Syle, Trow Up, Character dan Taging. Mereka tidak memperdulikan resiko yang akan dihadapinya apabila perbuatan mereka diketahui oleh pihak yang berwajib atau trantib. Karena hanya dengan itulah mereka dapat meluapkan emosi dan apresiasi. Seperti apa yang diucapkan beberapa “Bomber” yang dapati sedang menggambar disalah satu tempat di Yogyakarta. Mereka tidak mau nama aslinya diketahui, tetapi mereka hanya menyebutkan nick name atau a.k.a mereka dalam beraksi di tengah malam. Sebut saja MADS & NSA. Mereka mengenal Graffiti semenjak duduk dibangku SMP. Mereka mengenal Graffiti dari geng motor yang ada di Yogyakarta. Daya tarik yang membuat mereka tertarik pada Graffiti yaitu karena mereka beranggapan bahwa “Graffiti is true, pure, my soul, and sound of my heart. Bisa mengekspresikan apa yang saya rasakan/ pikirkan”. Dalam beraksi mereka menghabiskan uang yang tak sedikit juga. Dalam semalam mereka beraksi, mereka menghabiskan uang minimal 150 ribu. Tetapi hal itu tidak mereka hiraukan, karena Graffiti sudah menempel erat pada diri mereka. Mereka beraksi biasanya dengan “Crew” mereka masing-masing dan terkadang juga bareng-bareng dengan komunitas mereka. Komunitas yang mereka ikuti yaitu YORC (Yogyakarta Art Crime) yang berarti seni criminal, karena apa yang mereka lakukan legal (tanpa ada ijin dari pihak manapun). Komunitas tersebut lahir pada tahun 2005. YORC tidak ada istil;ah Ketua, tetapi beberapa orang yang mereka tuakan memang ada, karena mereka orang-orang yang pertama kali mendirikan komunitas itu. Dari hasil wawancara kami, mereka berkata bahwa tidak hanya tembok kota saja yang mereka gambar, tetapi gerbong-gerbong kereta juga. Dalam hal ini sangat besar resiko yang harus mereka tanggung apabila mereka sampai tertangkap tangan oleh petugas PJKA. Tetapi hal itu sudah pernah dialami oleh MADS & NSA. Mereka tertangkap tangan oleh petugas dan akhirnya dilaporkan kepada pihak yang berwajib karena tertangkap basah ketika beraksi menggambar salah satu gerbong di salah satu stasiun di Yogyakarta. Ketika digerebek mereka berusaha untuk melarikan diri tetapi tembakan peringatan yang menghentikan langkah mereka untuk melarikan diri. Pihak PJKA mengalami kerugian hingga 95 juta karena gerbong yang mereka gambar baru direnovasi dengan cat yang baru juga. Kejadian itu tidak menyurutkan minat mereka untuk kembali mengulangi menggambar gerbong kereta itu, karena Graffiti selalu ada dihati mereka. Sebelum tertangkap mereka sudah berhasil menggambar 44 gerbong dalam waktu yang berbeda.


Hermansyah Mulyawan (153070272)

Danang P. Kusuma (153070144)

Rr. Shinta Rinandawati (153070293)

Chandra Hadi K (153070247)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar